TRENGGALEK – Sejak awal menjabat sebagai Kapolres Trenggalek, AKBP Gathut Bowo Supriyono, S.H., S.I.K., M.Si. telah mencanangkan Commander Wish “SIAP” yang berati Solid, Integritas, Agamis dan Profesional.
Dalam kata Solid itu sendiri mencakup soliditas internal dan eksternal. Internal makna kompak ke dalam sebagai satu kesatuan organisasi.
Sedangkan ekternal bisa diartikan membangun sinergitas yang kuat dengan berbagai stakeholder, termasuk elemen masyarakat.
Dibeberapa kesempatan, AKBP Gathut menegaskan untuk mencapai Kamtibmas yang kondusif, Polisi tidak bisa bekerja sendiri, namun dibutuhkan peran serta dan dukungan dari semua lapisan masyarakat.
Oleh sebab itu, jajaran Polres Trenggalek Polda Jatim harus lebih mendekatkan diri dengan masyarakat.
Kapolres Trenggalek juga menjelaskan bahwa perlunya Polisi mendekatkan diri dengan masyarakat melalui metode preemtif dan preventif humanis.
Tentu dibarengi dengan penegakan hukum yang tegas, profesional dan berkeadilan serta menghadirkan Polisi di tengah Masyarakat.
“Hal itu didasari keakraban dan komunikasi yang harmonis merupakan salah satu strategi efektif dalam mengelola Kamtibmas yang kondusif, ” terang AKBP Gathut, di Polres Trenggalek, Rabu (2/8).
Sebagai wujud implementasi “SIAP” tersebut, lanjut Kapolres Trenggalek, pihaknya telah menggelar berbagai program unggulan yang berbasis sosial kemasyarakatan.
Salah satu diantaranya adalah `Ngopim@s` atau Ngobrolin Polisi dan Kamtibmas.
Konsep kegiatan Ngopim@s ini pada dasarnya adalah membangun komunikasi yang lebih intens dengan masyarakat.
Kehadiran Polisi ditengah masyarakat tidak hanya sebatas Kamtibmas semata tetapi lebih dari itu harus bisa membawa manfaat lebih dan mengoptimalkan peran polisi selaku stabilisator maupun dinamisator.
Setiap kegiatan kepolisian yang tergelar baik patroli, sambang desa maupun yang lain, dari tingkat Polres hingga Polsek jajaran diupayakan terjalin komunikasi.
Sehingga masyarakat tidak merasa hanya sebagai objek tetapi juga subjek Kamtibmas.
“Outputnya adalah selain tumbuh kedekatan juga meningkatkan kontribusi masyarakat secara mandiri tentang arti penting Kamtibmas, ”terang AKBP Gathut.
Dalam pelaksanaannya, Ngopim@s tidak harus dilakukan secara formal layaknya rapat-rapat diruangan tertutup tetapi dikemas dengan sederhana dan lebih kearah membuka ruang dialog person to person.
Sebagai gambaran, saat melakukan tugas patroli, petugas tidak hanya berkeliling atau stationer di spot-spot tertentu tetapi juga berbincang dengan masyarakat setempat.
Bisa di warung diseputar lokasi sembari ngopi bareng, mengunjungi tokoh masyarakat atau bahkan berdialog dengan pedagang, tukang ojek dan lain-lain. Sasaran bisa bersifat individu atau kelompok/komunitas.
“Nah, dalam dialog yang terbangun tersebut, petugas bisa menyampaikan pesan-pesan Kamtibmas terkini, diskusi tentang berbagai hal serta mendengarkan keluhan, saran atau masukan dari Masyarakat, ”jelas AKBP Gathut.
Namun yang lebih penting lagi kata AKBP Gathut, hal itu tentunya harus dibarengi tindak lanjut yang komprehensif sehingga apa yang telah dilakukan ini benar-benar membawa manfaat, tidak berhenti ditempat.
Dengan Ngopim@s ini, diharapkan Kamtibmas yang kondusif di Kabupaten Trenggalek senantiasa terjaga dengan baik.
“Harapannya soliditas antara Polri dengan masyarakat semakin meningkat selaras dengan kepedulian masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban terutama di lingkungan masing-masing, ”pungkas AKBP Gathut. (*)